Eits.. Ini bukan review film, bukan saran ataupun kritik tentang filmnya. Aku cuma mau menuangkan keluh kesah yang terjadi selama aku menonton film ini. Bukan tentang filmnya, oke?

Ini tentang manusia, manusia yang sedang menikmati tontonan di layar lebar :v

Jadi ceritanya, aku nonton bareng ibuku. Disebelahku, duduk juga seorang wanita berjilbab, dengan cowonya. Kayaknya suaminya soalnya udah ibu-ibu. 1/2 film, semua berjalan lancar, tenang, aku sangat menikmati filmnya. Sampai suatu moment, aku mindahin tangan aku ke kanan,

“Apaan nih nusuk nusuk? Oh tasku kayaknya”

Mencari posisi lagi, ku lanjut menikmati filmnya. Nggak lama, aku ngerasa kok nusuk nusuknya jadi banyak? Ku tengok sebelah kananku, gelap nggak keliatan. Yaudah deh bodoamat. Pas scene lagi pagi (Terang) ku sempatkan nengok ke kanan. Seketika emosiku langsung naik sampe ubun-ubun. Berusaha tetep tenang karena aku mau menikmati filmnya. Tapi jujur, itu mengganggu banget. Tau apa?

Orang sebelahku lagi makan kuaci, DAN SAMPAHNYA DI TARO DI SANGGAHAN TANGAN KURSI BIOSKOP. Rasanya pengen ngomel, negur, marah, berkata kasar saat itu juga! Mana dia tuh naronya di sanggahan tangan antara kursi aku dan kursi dia. Kenapa nggak antara kursi dia sama cowoknya coba?!

DIA KIRA INI LAGI DI KAMARNYA APA BEGIMANA SIH?

Dengan nikmatnya, dia makan kuaci dan kulitnya di taro situ. Oke oke sekali lagi, aku gak mau mood nontonku hancur, aku positive thinking aja.

“Mungkin nanti selesai filmnya dia beresin, sekarang susah kali ya, gelap”

Karena filmnya seru, aku nyaris lupa sama itu masalah. Aku kan kalau nonton sukanya lepas sepatu ya, meskipun kakinya tetep di bawah, tapi enak aja kalau lepas sepatu. Sedikit lagi ending sekitar 3/4 film, aku mau pakai sepatuku lagi. Dan, kejadian lagi dong. Pas aku mau pake sepatuku, kayak ada yang nusuk gitu di sepatu. Ya, ITU KULIT KUACI ADA YANG JATOH DAN MASUK KE SEPATUKU. Iya gausah di besar besarin masalahnya yay. Tinggal di ambil aja kok dari sepatu ku ribet amat. Sekali lagi “Mungkin ada yang nggak sengaja kesenggol trus jatoh kali ya”

Di tengah gelap, ku raba sepatuku berusaha mengambil kulit kuaci yang masuk itu. Sambil kepala tetap menatap ke layar, tangan ku meraba raba bagian lantai bioskop. Sampai kurasakan ada tumpukan kasar disitu. “Ini apa?”

Ku ambil, dan ternyata ITU KULIT KUACI. Ku raba lagi, dan itu super banyak, bisa dipastikan dia buang SEMUA kulit kuacinya ke bawah. Bener bener se-berantakan itu, berceceran mulai dari bawah kursi dia sampai bawah kursi ku. Sampai ke depan dekat dengan kursi orang depan. Pengen di foto tapi gelap gimana ya 🙁 Ini udah ga bisa di positive thingkingin lagi. Yakali nggak sengaja jatoh seabrek-abrek gitu.

Oke fine aku udah nggak tahan. Aku nggak bisa tinggal diam ngeliat bisa-bisanya ada manusia kayak gini. Aku tau aku juga bukan manusia sempurna yang pasti dan selalu benar, tapi tidak ada salahnya saling mengingatkan bukan?

Mataku tetap terfokus pada layar, sambil ku pungut dan ku kumpulkan semua kuaci yang ada dibawah situ. Kurang lebih 2 genggaman tangan. Banyak banget kan? Ku genggam hingga film berakhir. Sebenernya udah greget pengen negur ibu-ibunya detik ini juga, tapi aku nggak ingin memancing keributan. Aku ingin, teguranku di dengar, bukan disepelekan dan dikira sok benar. Aku tau terganggu di tengah film itu nggak enak, makanya aku tahan segala emosiku dan menunggu hingga film selesai. Aku nggak mau ibunya merasa terganggu ditengah serunya film itu.

Aku nggak habis pikir, beliau kira karena udah bayar untuk nonton di bioskop, bisa berbuat seenaknya gitu? makan trus sampahnya di tinggal aja sembarangan dibawah kursi? Pernahkan beliau berfikir, berapa banyak orang yang dirugikan atas berbuatannya yang seenaknya itu? Pernahkan beliau berfikir, bagaimana kalau dia yang jadi cleaning servicenya dan ada orang buang sampah sembarangan?

Sesaat setelah lampu dinyalakan, sebelum ibu itu pergi meninggalkan tempat, ku susun bahasa yang sehalus halusnya. Ku sapa ibunya, lalu ku ingatkan. Ku berikan seluruh kuaci yang ada ditangan ku, dan diterima ibunya dengan muka masam dan jutek. Jutek banget banget. NGGAK TAHAN AKU TUH, akhirnya keceplosan juga bilang “Tolong jangan diulangi ya bu, ini bioskop bukan tempat sampah. Ibu yang makan kenapa justru orang yang nggak ikut makan yang jadi repot?”

Terlihat jelas si ibu lagi malu dan sedang berusaha mencari alasan untuk membela diri. Sebelum si ibu sempat membela diri dan ngamuk, aku langsung pergi. Jujur rasa gedek dihati belum keluar semua tapi daripada cekcok sama ibu-ibu. Setidaknya aku puas karena tidak tinggal diam 🙂

Kalau kalian jadi aku saat itu, apa yang akan kalian lakukan?